I Love My Short Course: "Oh Metpeng, Oh Fenom"

Oh, semester genap tahun ini (baca: 2008) telah berlalu. Untungnya, Semester Pendek pun dibuka. Daripada aku menganggur di rumah atau ngenet gak jelas, mending ambil SP aja. Hanya beberapa mata kuliah yang diperbolehkan pada SP kali ini, baik yang mengulang atau percepatan. Matematika Fisika, Elektronika, Fisika Modern, dan 2 MK yang sedang kuunduh. Tapi aku 'cuma' ambil 2 mata kuliah: Metode Pengukuran dan Fenomena Gelombang, masing-masing disingkat Metpeng dan Fenom.

Tampaknya menyenangkan hanya dengan melihat namanya aja. Mata kuliah ini seperti membukakan pintu pengetahuan bagiku agar mampu mengembangkan teknologi lebih lanjut. Yang lebih penting, aku jadi lebih mengerti bagaimana suatu alat ukur dapat bekerja dengan baik dengan tingkat error yang kecil, paham akan prinsip pengukuran dan kemudian mengenai karakteristik instrumen pengukuran. Di perkuliahan Fenom, kita mempelajari cara gelombang 'bertingkah laku' dari sifat perambatannya, bentuk gelombangnya, berikut istilah fefraksi, refleksi, atenuasi, transmisi, sensitivitas pemancar, SPL, desibel dan lebih spesifik lagi mengenai gelombang akustik, yakni gelombang mekanik yang menjalar dalam medium fisik.

Kenyataan memang lebih parah. Semakin aku menyukainya, semakin rumitlah isinya. Mungkin itu yang bisa kuungkap. But, I still love you how much difficult you are. Tahukah kenapa aku lebih suka mempelajari fisika dan teknik. Ya, itu semua demi mencapai cita-cita ku sebagai penemu yang inovatif nantinya (Amin). Begitu banyak ide-ide inspiratif yang seketika muncul saat, entah itu lagi nonton, kuliah, berkomputer, tidur, and otherwise. Begitu banyak pertanyaan ini itu, kala memperhatikan suatu alat bekerja. Itu HP kok bisa hidup ya, bisa bergetar lagi. Sensor pendeteksi pencuri apa yang dilakukannya setelah mendeteksi, kok bisa dari gerakan diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang bisa terbaca oleh perangkat digital. Sophisticated gadget (baca: alat canggih) for such a detectif. Mungkinkah ada devais yang bisa merubah suara manusia. Mungkinkah mesin waktu itu dibuat. Sistem apa yang bisa kubuat untuk menghemat energi, bagaimana prinsip konversinya, bisakah dibuat cycle sehingga energi yang sudah dikonversi dari sumbernya kemudian dipakai dan buangannya bisa dikonversi ke energi sumbernya semula.

Aku rasa di jurusan teknik fisika, bisa menjawab semua pertanyaanku itu, bisa kuketahui dan kupahami lebih banyak dari itu. Makanya, aku gak mau sia-siakan kuliah di sana. Tidak sekedar mencari nilai 'A'. Aku harus bisa pula menguasai semua ilmu yang telah diberikan. Tetap pada keyakinanmu dan semangatlah. Karena dengan semangatku, pandanganku jadi terang, dan pekerjaan akan terasa ringan.

Titik Waktu

Jangan kauragu akan waktu ini
Dia telah berjalan semestinya
Dia itu tidak ada
Tak dapat dihentikan
Tak pula bisa dihancurkan

Tiap saat..tiap menit..tiap jam
Terus menghilang dari peraduan
Hanya satu titik dilaluinya
Usai itu titik itu hilang selamanya

Satu titik tlah jadi kenangan
Satu titik jadi dudukan
Kemudian...
Ada tak terbilang jumlahnya titik di sekelilingmu
Yang mana kan kaupilih
Arah mana?

Tapi ingat..
Tiap-tiap titik itu punya garisnya sendiri
Punya nilai dan arah

Tahu dari mana fungsinya?
Tidak lain, bukanlah tidak
Ingat balik dan pahami titik-titik yang telah jadi kenangan tadi
Lalu, tentukan hubungannya
Entah metoda apapun kaupilih
Jangan pula asal-asalan dihitung
Kau 'kan tahu titik apa dikemudian